ELASTOMER BITUMEN CN1229

Elastomer bitumen CN1229 merupakan jenis elastomer termoplastik yang banyak digunakan dalam industri konstruksi. Ini adalah bahan berperforma tinggi yang menawarkan beberapa manfaat, termasuk daya rekat yang sangat baik, kedap air, dan daya tahan. Artikel ini akan membahas sifat, manfaat, dan aplikasi CN1229.

Properti:
Elastomer bitumen CN1229 adalah elastomer termoplastik yang terdiri dari campuran SBS (styrene-butadiene-styrene) dan polimer SEBS (styrene-ethylene-butylene-styrene), bitumen, dan aditif lainnya. Ini adalah bahan yang fleksibel, elastis, dan dapat menyembuhkan diri sendiri yang dapat menahan berbagai suhu (-25°C hingga 80°C) dan kondisi cuaca. Ini tahan terhadap air, bahan kimia, dan radiasi UV, sehingga cocok untuk aplikasi luar ruangan dan dalam ruangan. Juga mudah diaplikasikan, dibentuk, dan direkatkan ke berbagai substrat, seperti beton, logam, kayu, dan aspal.

Manfaat:
Aspal elastomer CN1229 menawarkan beberapa keuntungan bagi industri konstruksi. Pertama, ini memberikan daya rekat dan ikatan yang sangat baik ke permukaan yang berbeda, memastikan ikatan yang tahan lama dan kuat. Kedua, ia menawarkan kedap air dan perlindungan yang unggul terhadap kebocoran, kelembapan, dan korosi. Ketiga, meningkatkan daya tahan dan umur bangunan dan struktur dengan menahan penuaan, retak, dan deformasi. Terakhir, ini adalah solusi hemat biaya yang mengurangi kebutuhan pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian.

Aplikasi:
Aspal elastomer CN1229 digunakan dalam berbagai aplikasi konstruksi, seperti atap, pondasi, dinding, jembatan, dan terowongan. Di atap, digunakan sebagai membran kedap air untuk melindungi dari hujan, salju, dan panas. Itu dapat diterapkan sebagai sistem lapisan tunggal atau multi-lapisan, tergantung pada persyaratan dan desain atap. Pada pondasi dan dinding, digunakan untuk menutup dan memperkuat sambungan, sudut, dan penetrasi, mencegah infiltrasi air dan udara. Ini dapat diterapkan sebagai strip pra-bentuk atau sealant cair, tergantung pada substrat dan geometri. Di jembatan dan terowongan, digunakan untuk melindungi dari air, bahan kimia, dan siklus beku-cair, memastikan struktur yang aman dan tahan lama.

Kesimpulan:
Aspal Elastomer CN1229 adalah bahan serbaguna dan berkinerja tinggi yang menawarkan berbagai manfaat bagi industri konstruksi. Sifatnya seperti daya rekat, anti air, dan daya tahan membuatnya cocok untuk berbagai aplikasi. Manfaatnya, seperti efektivitas biaya, kemudahan penggunaan, dan keberlanjutan, menjadikannya pilihan yang lebih disukai oleh para pembangun dan arsitek. Penerapannya, seperti atap, pondasi, dinding, jembatan, dan terowongan, menunjukkan keserbagunaan dan keandalannya. Singkatnya, aspal elastomer CN1229 adalah komponen berharga dan penting dari konstruksi modern, memastikan keamanan, kenyamanan, dan daya tahan untuk bangunan dan struktur.

PT. Gochem Globalindo merupakan supplier ELASTOMER BITUMEN CN1229 terpercaya, silahkan hubungi kami disini

Plasticizer Poliester (GC 245)

Poliester plasticizer (GC 245) merupakan salah satu jenis plasticizer yang banyak digunakan dalam industri polimer. Ini adalah plasticizer berkinerja tinggi yang meningkatkan fleksibilitas, daya tahan, dan sifat pemrosesan polimer. Artikel ini akan membahas tentang sifat, manfaat, dan aplikasi GC 245.

Properti:
Poliester plasticizer (GC 245) adalah cairan bening, tidak berwarna, dan tidak berbau. Ini memiliki titik didih tinggi, volatilitas rendah, dan kompatibilitas yang baik dengan berbagai polimer. Ini adalah plasticizer non-phthalate yang tidak mengandung zat berbahaya seperti logam berat, benzena, atau toluena. Ini juga tahan terhadap panas, cahaya, dan air, sehingga cocok untuk aplikasi outdoor dan indoor.

Manfaat:
Poliester plasticizer (GC 245) menawarkan beberapa keuntungan bagi industri polimer. Pertama, meningkatkan fleksibilitas dan kelembutan polimer, menjadikannya lebih nyaman dan tahan lama bagi pengguna akhir. Kedua, ini meningkatkan sifat pemrosesan polimer, seperti aliran lelehan dan fusi, membuatnya lebih mudah untuk dibuat dan dibentuk. Ketiga, mengurangi biaya produksi dengan mengurangi jumlah polimer yang dibutuhkan untuk mencapai sifat yang diinginkan. Akhirnya, ia memiliki toksisitas dan dampak lingkungan yang rendah dibandingkan dengan plasticizer lainnya, menjadikannya pilihan yang lebih aman dan berkelanjutan.

Aplikasi:
Poliester plasticizer (GC 245) digunakan dalam berbagai aplikasi polimer, seperti pelapis kawat dan kabel, lantai, interior otomotif, peralatan medis, dan mainan. Dalam pelapis kawat dan kabel, ini meningkatkan fleksibilitas dan daya tahan isolasi, mencegah retak atau pecah. Di lantai, ini meningkatkan kelembutan dan ketahanan aus material, membuatnya lebih nyaman dan tahan lama. Dalam interior otomotif, ini meningkatkan sifat estetika dan sentuhan dasbor, jok, dan panel. Dalam perangkat medis, ini memastikan keamanan dan biokompatibilitas bahan, mengurangi risiko reaksi alergi atau infeksi. Dalam mainan, memenuhi standar keamanan yang ketat untuk produk anak-anak, memastikan mereka bebas dari zat berbahaya.

Kesimpulan:
Plasticizer poliester (GC 245) adalah plasticizer serbaguna dan andal yang menawarkan berbagai manfaat bagi industri polimer. Sifatnya, seperti fleksibilitas, daya tahan, dan sifat pemrosesan, membuatnya cocok untuk berbagai aplikasi. Manfaatnya, seperti pengurangan biaya, toksisitas rendah, dan keberlanjutan, menjadikannya pilihan yang disukai produsen dan konsumen. Aplikasinya, seperti pelapis kawat dan kabel, lantai, interior otomotif, perangkat medis, dan mainan, menunjukkan keserbagunaan dan inovasinya. Singkatnya, plasticizer poliester (GC 245) adalah komponen berharga dan penting dari industri polimer.

PT. Gochem Globalindo merupakan supplier Plasticizer Poliester (GC-245) terpercaya, silahkan hubungi kami disini.

Garam Industri

Garam industri merupakan jenis garam yang dihasilkan melalui proses industri dan digunakan dalam berbagai bidang, seperti makanan, farmasi, kosmetik, dan lain sebagainya. Berbeda dengan garam meja yang biasa digunakan untuk kebutuhan dapur, garam industri memiliki kandungan sodium chloride (NaCl) yang lebih murni dan dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan produksi.

Proses Pembuatan Garam Industri

Proses pembuatan garam industri terdiri dari beberapa tahapan. Tahap pertama adalah pengambilan bahan baku yaitu air laut atau air garam yang berasal dari danau garam atau danau asin. Air laut atau air garam yang telah diambil kemudian diproses dengan menggunakan metode evaporasi atau kristalisasi.

Pada metode evaporasi, air laut atau air garam dipanaskan hingga suhu tertentu untuk menguapkan airnya. Proses pengeringan ini dilakukan dengan menggunakan sinar matahari atau mesin pengering. Sedangkan pada metode kristalisasi, air laut atau air garam dikristalkan dengan menggunakan bahan kimia tertentu, seperti natrium klorida atau magnesium klorida.

Setelah proses pengeringan atau kristalisasi selesai, garam industri kemudian dibersihkan dan diayak untuk memisahkan garam halus dengan garam kasar. Garam halus biasanya digunakan untuk industri makanan, farmasi, dan kosmetik, sedangkan garam kasar digunakan untuk industri kimia dan pertanian.

Penggunaan Garam Industri

Garam industri memiliki banyak kegunaan dalam berbagai industri, seperti makanan, farmasi, kosmetik, dan lain sebagainya. Berikut adalah beberapa penggunaan garam industri dalam industri-industri tersebut:

  1. Industri Makanan

Garam industri digunakan dalam industri makanan sebagai bahan pengawet dan penyedap. Garam industri dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur pada makanan, sehingga dapat memperpanjang masa simpan makanan. Selain itu, garam juga dapat meningkatkan rasa dan aroma pada makanan.

  1. Industri Farmasi

Garam industri digunakan dalam industri farmasi sebagai bahan pembuatan obat-obatan. Garam seperti natrium klorida, natrium sitrat, dan magnesium sulfat digunakan sebagai bahan pengisi dalam pembuatan tablet obat. Selain itu, garam juga digunakan dalam proses sterilisasi dan pencucian alat-alat medis.

  1. Industri Kosmetik

Garam industri digunakan dalam industri kosmetik sebagai bahan eksfoliasi pada produk perawatan kulit dan rambut. Garam digunakan untuk mengangkat sel kulit mati pada kulit dan mengurangi produksi minyak pada rambut. Selain itu, garam juga digunakan sebagai bahan pengemulsi dalam pembuatan kosmetik.

  1. Industri Kimia

Garam industri digunakan dalam industri kimia sebagai bahan pembuatan bahan kimia lainnya, seperti klorin dan hidrogen. Garam juga digunakan sebagai bahan pembuatan deterjen dan bahan kimia lainnya.

PT. Gochem Globalindo merupakan supplier terpercaya dalam penyedia garam industri untuk berbagai kebutuhan industri Anda.

Penanganan Keracunan

Antidot menurut KBBI adalah obat penawar racun.

Antidot / Antidotum merupakan obat yang memiliki kemampuan untuk menetralisir suatu zat yang kemampuan toksisitasnya telah aktif.

Terapi antidot merupakan suatu cara untuk membatasi intensitas efek toksik zat kimia atau untuk menyembuhkannya sebagai bentuk pencegahan timbulnya bahaya selanjutnya.

Sasaran terapi antidot :

  • Menghambat absorpsi
  • Mempercepat eliminasi
  • Meningkatkan nilai ambang KTM (kadar vs waktu)

Keracunan dan Terapi Spesifiknya

Nama ZatPerkiraan Dosis LethalTerapi
Alkohol (etil)Simtomatik. Beri kopi tubruk, emetik dengan mustrad satu sendok makan dalam air atau garam dapur
Anilin (Asetanilid, fenasetin, Asetaminofen)6-20 g– Vitamin C 1 g IV
Biru metilen 1% 1 mg/kgBB IV, perlahan-lahan. Simtomatik dengan perhatian terhadap sirkulasi dan pernapasan
– Hentikan obat dan selanjutnya simtomatik
AntihistaminSimtomatik, perhatikan pernapasan. Bila kejang diberi antikonvulsan, gunakan 3-4 mL tipental 2-5%, secara IV. Luminal tidak boleh diberikan
Arsen trioksida200-300 mg
100 mg
– Morfin untuk menghilangkan nyeri. Bilas lambung, beri susu, berikan BAL 2,5 mg/kgBB IM, tiap 4 jam sampai 10 mg/kgBB
– Berikan BAL 2,5 mg/kgBB IM, diulangi sampai 4 kali. Bila gejala timbul kembali pengobatan diulangi lagi
Asam dan basa kuat (HCl, H2SO4, KOH, NaOH)Simtomatik berisusu. Bila tertelan dalam larutan pekat, jangan melakukan bilas lambung.
Asam Borat15 gSimtomatik : Diuresis paksa
Aspirin20-30 gSimtomatik (awasi pernapasan). Beri susu. Bilas lambung dengan Na-bikarbonat 5%, vitamin K bila da perdarahan. Antikonvulsi tidak boleh diberikan
Atropin (alkaloid beladona dan anti kolinergik lain)500-1000 mg (jumlah lebih kecil mungkin sudah berbahaya)Simtomatik beri susu. Bilas lambung dengan air. Kateter urin. Perhatikan pernapasan dan sistem kardiovaskuler.
Barbiturat: fenobarbital5 gBilas lambung walaupun sudah lebih dari 4 jam. Tinggalkan 30 g larutan MgSO4 dalam usus. Beri kopi tubruk.
Pentobarbital dan sekobarbital3 gDiuresis paksa hanya pada keracunan fenobarbital. Hemodialisa paling baik. Bila perlu berikan 2 mL niketamid untuk memperbaiki pernapasan
BensinSimtomatik: epinefrin dan norepinefrin tidak boleh diberikan karena bisa menimbulkan fibrilasi ventrikel
Bromida (Karbromat, Bromisovalum)Bila mungkin beri oral : NaCl atau NH4Cl 6 g/hari. HCT 2 x 25 mg atau furosemide 40 mg
DipironSimtomatik : gejala – gejala kulit dan angioneurotik edema dapat diberikan antihistamin dan 0,3 mL epinefrin 1 permil subkutan
Fenol1 gSimtomatik : beri susu, bilas lambung dengan hati – hati, bila ada gunakan oleum olivarum.
Insektisida golongan organofosfat misalnya DDVP, diazinon, malation dan parationSetiap dosis berbahayaBersihkan jalan napas. Berikan segera 2 mg atropin sulfat IV diulang tiap 10 – 15 menit sampai terlihat muka merah, hipersalivasi berhenti dan bradikardi berubah menjadi takikardia dan kulit berkeringat lagi. Observasi pasien terus menerus dan bila gejala kembali, ulangi pemberian atropin.
Golongan Karbamat (karbanil, Baygon)Beri cepat atropin sulfat 2 mg IV, diulangi tiap 10-15 menit sampai atropinisasi penuh
Golongan organoklorin misalnya aldrin, BHC, DDT, dieldrin, endrin, klordan, tiodan, dan toksafeDDT 15-30 g
Endrin 1,5 g
Simtomatik : Bilas lambung dan tinggalkan larutan Mg〖”SO” 〗_4 30 g. Fenobarbital 100-200 mg IM atau 5-10 mg diazepam IV.
JamurAtropin sulfat 2 mg SK dan simtomatik
JengkolNatrium bikarbonat 4 x 2g per oral sehari. Bila ada anuria pengobatan tersebut di atas tidak berguna. Obatilah sebagai pasien uremia.
Kalium permanganatBeri putih telur, susu dan laksan, bilas lambung. Persiapan untuk trakeotomi
Kamfer2 g oralSimtomatik, luminal 100-200 mg IM
Karbon monoksidaPernapasan buatan dengan “O” _2 murni di bawah tekanan
Karbon tetraklorida2-10 mLSimtomatik. Pernapasan buatan dengan “O” _2 infus glukosa epinefrin dan norepinefrin tidak boleh diberikan
Kodein (opiat lain)Bila ada depresi napas, berikan nalokson HCl 5-10 mg. Bila tidak ada depresi napas simtomatik saja
Marijuana (ganja)Tinggi sekaliSimtomatik. Tidak berbahaya, kesadaran pulih setelah ½ – 1 hari tanpa amnesia.
Metil alkohol (dalam bahan bakar 5-10%)30 mLDiuresis paksa. Simtomatik dengan memperbaiki asidosis, pernapasan diawasi. Berikan etilalkohol untuk menghambat oksidasi metanol. Berikan asam nikotin IV untuk dilatasi arteri retina, sesudah koma diatasi.
Minyak tanah120-150 mL. Dua sendok teh bila ter aspirasiBilas lambung tidak boleh simtomatik saja. Berikan “O” _2 under pressure, bila ada edema paru. Antibiotika profilaktik.
Morfin120-150 mg. 60 mg berbahayaSeperti kodein
Natrium Fluorida (racun kecoa)2-5 gBerikan infus glukosa 5% dan Ca〖”Cl” 〗_2 10% IV (bisa diulangi). Simtomatik, berikan Al hidroksida gel secara oral
Natrium hipoklorit (pemutih pakaian, bukan detergen)30 mL larutan, 15%Simtomatik, beri susu, putih telur atau MgO. Jangan diberi Na-bikarbonat. Bilas lambung harus hati-hati.
Natrium nitrit1 gBilas lambung. Berikan 500 mg vitamin C IV. Biru metilen 1%, 1 mg/kgBB IV
Nikotin60 mg = 3 batang sigaret yang dilarutkan dalam airTidak ada antidotum. Bilas lambung dan laksan dengan MgSO4 30 g. Pernapasan buatan
Nitrogen dioksida (NO2)Bersihkan jalan napas. Berikan O2 dan prednisolon dosis besar
Reaksi obatBeri 0,3 mL adrenalin 1% subkutan, harus diulangi tiap 7-10 menit sampai ada perbaikan. Antihistamin. Deksametason
Sianida (singkong)Beri segera 50 mL Na tiosulfat 25% IV
Timbal– Berikan 1g CaNa2 EDTA dalam infus 500 mL glukosa 5% dua kali sehari selama 3 hari
– Ca glukonat 2 g IV. Laksan dengan MgSO4. Luminal 100-200 mg IM bila ada kejang, atau diazepam IV.
Tingtur yodium
Tingtur yodium pekat
30-60 mLBerikan air tajin dan susu dengan segera. Bilas lambung dengan larutan Na- tiosulfat 10%
Warfarin atau derivat dikumarol (racun tikus)Dosis berbahaya 1-2 mg/kgBB untuk 6 hariVitamin K 50 mg IM atau 3 kali 50 mg oral sehari. Fitomanadion, jauh lebih poten dan bermanfaat.

Terapi Non Spesifik

Terapi non spesifik adalah suatu terapi keracunan yang bemanfaat hampir pada semua kasus, melalui cara-cara seperti :

  • Memberikan zat absorben
  • Bilas lambung
  • Memacu muntah
  • Mempercepat eliminasi  dengan pengasaman dan pembasaan urin
  • Hemodialisis

A. Menghambat Absorpsi Zat Racun

Menghambat absorpsi zat racun dapat dilaksanakan dengan beberapa cara antara lain : —

  • Membersihkan atau mencuci kulit yang terkontaminasi zat toksik
  • Mengeluarkan racun dalam lambung
  • Memuntahkan atau memberi pencahar atau bilas lambung
  • Mencuci kulit dilakukan dengan air mengalir dan jika zat mengenai pakaian, pakaiannya ditanggalkan
  • Zat toksik yang sudah masuk ke dalam lambung dapat dilakukan dengan pemberian norit (arang aktif)

Pemberian Arang Aktif

Arang aktif dapat mengabsorbsi zat racun atau toksin dalam dalam saluran pencernaan. Lebih dini norit diberikan lebih efektif hasilnya. Norit masih efektif hingga 2 jam dari racun tertelan . Karbon aktif relative aman dan dosisnya sangat tergantung dari jumlah zat toksik yang tertelan. Dosis minimumnya adalah 30 gram. Dosis pada dewasa 50 gram dapat diulang setiap 4-6 jam. Pemberian dosis berulang bermanfaat mempercepat eliminasi zat toksik yang sudah terabsorbsi.

Karbon aktif dapat menyerap zat-zat seperti :

  • Acathaminophen
  • Karbamezepin
  • Dapson
  • Teofillin
  • Quinin
  • Obat anti depresan

Karbon aktif dapat dikombinasikan dengan bilas lambung, kecuali sirup ipekak atau susu karna akan mengurangi efektifitasnya

Mengeluarkan Racun Dari Lambung

Mengeluarkan racun dari lambung harus mempertimbangkan:

  • Zat yang tertelan
  • Tingkat keracunan
  • Sudah berapa lama zat tertelan.

a. Pengosongan Dengan Bilas Lambung

  • Hanya berlaku selama 1-2 jam setelah racun tertelan
  • Bahaya dari bilas lambung : teraspirasinya isi lambung
  • Karena itu tidak boleh digunakan pada pasien yang mengantuk atau koma kecuali jika reflek batuk sangat baik atau saluran napas dapat dilindungi dengan pipa endotrakea.
  • Bilas lambung  umumnya tidak praktis dan jarang dilakukan kecuali di rumah sakit

b. Memuntahkan Isi Perut Dengan Pemberian Ipecacuanha

  • Baik digunakan pada dewasa dan anak-anak tetapi terbatas penggunaanya
  • Tidak terbukti bahwa ipecacuanha dapat mengurangi penyerapan secara bermakna ( walaupun digunakan 1-2 jam)
  • Efek sampingnya dapat menyulitkan diagnose terutama pada keracunan zat besi
  • Pemberian ipecacuanha hanya boleh diberikan pada pasien yang sadar sepenuhnya
  • Dan pemberian ipecacuanha ini diberikan bila zat racun yang tertelan tidak korosif, dan tidak diserap dengan arang aktif

Pemberian Kataritik/ Pencahar

  • Digunakan untuk mempercepat pengeluaran zat racun dari saluran gastrointestinal (GI) terutama untuk racun yang sudah sampai pada usus halus
  • Pemberian Sorbitol direkomendasikanpada penderita yang tidak ada gangguan jantung
  • Magnesium sulfat diberikan pada penderita yang tidak ada gangguan ginjal
  • Pemberian magnesium sulfat seringkali diberikan sesudah pemberian arang aktif, dosis yang diberikan 5-15 g dengan segelas air.
  • Efek akan mulai dirasakan dari 0,5 smpai 2 jam setelah pemberian .
  • Jika pemberian obat ini diperpanjang, harus ada pemantauan terjadinya dehidrasi dan ketidakseimbangan eloktrolit

Magnesium sulfat dikontraindikasikan pada:

  • Pasien obstruksi usus
  • Pasien Mual dan muntah
  • Pasien Gangguan ginjal

B. Mempercepat Eliminasi

Kecepatan eliminasi dapat mempengaruhi jumlah obat yang berada di sel sasaran dalam melampaui nilai KTM nya. Percepatan eliminasi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan eksresi melalui pengasaman atau pembasaan urin dan diuresis paksa.

1. Pengasaman Urin ( Menurunkan pH Urin)

Dengan memberikan zat seperti ammonium klorida atau vitamin c akan mengurangi reabsorbsi zat atau obat yang bersifat basa lemah seperti Amfetamin

2. Pembasaan Urin

Melalui pemberian natrium bikarbonat akan mengurangi reabsorpsi pada obat yang bersifat asam lemah seperti aspirin dan fenobarbital. Pengurangan reabsorpsi tubulus terjadi karena pengasaman atau pembasaan urin meningkatkan derajat ionisasi di tubulus sehingga akan mengurangi reabsorbsi.

3. Hemodialisis

Salah satu cara untuk mempercepat eliminasi suatu zat dan mengembalikan keseimbangan elektrolit. Cara ini efektif apabila zat sudah terabsopsi dan berada pada cairan sistemik dan tidak mempunyai volume distribusi terlalu besar . Eliminasi Yang dapat ditingkatkan dengan hemodialisis adalah :

  • Salisilat
  • Methanol
  • Etilen Glikol
  • Praquat
  • Lithium

Keracunan

Racun adalah zat padat, cair atau gas yang dapat mengganggu proses kehidupan sel suatu oragnisme. Zat racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui jalur oral maupun topikal. Racun juga disebut senyawa yang masuk kedalam tubuh dengan berbagai cara yang menghambat respon pada sistem biologi menyebabkan gangguan kesehatan bahkan kematian.

Keracunan adalah masuknya suatu racun kedalam tubuh disebabkan oleh menelan, mencium, menyentuh atau menyuntikkan berbagai macam obat, bahan kimia, racun atau gas yang mengganggu fungsi organ dan dapat menimbulkan kematian.

Klasifikasi Keracunan :

  1. Menurut cara terjadinya keracunan
    • Self Poisoning : Pasien mengkonsumsi obat dengan dosis berlebihan tetapi dengan pengetahuan bahwa dosis ini tidak akan membahayakan
    • Attempted Suicide : Pasien memang bermaksud bunuh diri, tetapi bisa berakhir dengan kematian atau dapat sembuh kembali bila ia salah tafsir tentang dosis yang digunakan
    • Accidental Poisoning : Merupakan kecelakaan , tanpa faktor kesengajaan
    • Homicidal Poisoning : Akibat tindakan kriminal yang dilakukan sengaja dengan tujuan meracuni orang lain
  2. Menurut mula waktu terjadinya keracunan
    • Keracunan kronis, sulit dikenal karena gejala yang timbul perlahan dan lama setelah terpapar dan dapat timbul berkali-kali dalam dosis yang relatif kecil
    • Keracunan akut, lebih mudah dikenal karena biasanya terjadi mendadak setelah mengkonsumsi sesuatu. Gejala yang dialami sepeti muntah, diare, konvulsi, koma, dsb
  3. Menurut alat tubuh yang terkena
    • SSP : Pestisida Organofosfat, herbisida, fungisida, rodentisida
    • Jantung : Sianida, pestisida fungisida, rodentisida
    • Hati : Pestisida (herbisida, fungisida), timbal
    • Ginjal : Pestisida (herbisida, rodentisida), timbal
    • Karbon tetraklorida mempengaruhi ke 4 alat tubuh diatas
  4. Menurut jenis bahan kimia
    • Alkohol : mempengaruhi sistem pernapasan, denyut jantung, suhu tubuh dan gangguan saraf
    • Fenol : mempengaruhi sistem pernapasan dan rusaknya jaringan sistem saraf
    • logam berat : (Cd, As, Hg, Pb) terganggunya sistem pernapasan, sistem pencernaan,suhu tubuh, dan gangguan saraf
    • Organoklorin: terganggunya sistem pernapasan, sistem pencernaan, dan gangguan saraf

Sumber Racun :

  1. Racun di rumah tangga, sepert i: insektisida, racun dalam makanan kaleng, kosmetika, desinfektan, dan deterjen.
  2. Racun yang ada dilapangan pertanian/perkebunan, seperti : pestisida dan herbisida.
  3. Racun yang digunakan dalam dunia pengobatan, seperti: analgetika, obat penenang, antibiotik, antidepresan, dan lain-lain.
  4. Racun yang digunakan dalam bidang industry dan laboratorium, seperti: asam-basa, dan logam berat.
  5. 5.Racun yang ada di alam bebas, seperti: opium, ganja, racun singkong, racun jamur, racun binatang.

Gejala & Diagnosis Keracunan :

  1. Kesadaran
    Dalam toksikologi derajat kesadaran dibagi menjadi 4 :
    • Tingkat I : Pasien mengantuk tetapi mudah diajak bicara
    • Tingkat II : Pasien dalam keadaan sopor, dapat dibangunkan dengan rangsangan
    • Tingkat III : Pasien dalam keadaan spoor koma, hanya dapat bereaksi terhadap rangsangan maksimal
    • Tingkat IV : Pasien dalam keadaan koma. Tidak ada reaksi sedikit pun terhadap rangsangan maksimal
  2. Respirasi
    Jalan nafas juga terhambat oleh sekresi mucus yang dapat berbahaya bila tidak segera dibersihkan. Hal ini dijumpai pada keracunan insektisida organofosfat atau karbamat.
  3. Tekanan Darah
    Syok sering dijumpai pada keracunan. Syok berat biasanya berkaitan dengan kerusakan pusat vasomotor dan prognosisnya buruk.
  4. Kejang
    Kombinasi antara koma dan rangsangan SSP dapat terjadi pada keracunan beberapa obat. Misalnya : metakualon dapat menimbulkan koma, hipertensi, reflex meninggi, klonus serta hiperekstensi reflex plantar
  5. Pupil dan reflex ekstremitas
    Pada keracunan atropine dan morfin menyebabkan ukuran pupil tidak sama dan pupil yang melebar
  6. Bising usus
    Perubahan bising usus biasanya menyertao perubahan derajat kesadaran. Sehingga tanda ini dapat dipakai untuk mencocokkan derajat kesadaran.
  7. Jantung
    Beberapa obat menimbulkan kelainan ritme jantung sehingga dapat terjadi gejala payah jantung atau henti jantung.
  8. Lain-lain
    Gejala lain gangguan keseimbangan asam basa atau air, tanda kerusakan hati dan ginjal, kelainan EEG, retensi urine, muntah, dan diare serta kelainan spesifik misalnya pada X-foto tulang.

Tanda-Tanda Klinis

Keracunan Logam Berat (Al, Cd, Pb, dll.)

  • Gangguan saluran pernafasan berupa batuk dan sesak
  • Kerusakan ginjal (jika terpapar jangka Panjang)
  • Muntah, kram perut, diare dan mual berkepanjangan
  • Sakit kepala, anemia, dan nyeri

Keracunan Acetaminophen

  • Mual, muntah, anoreksia
  • Kehilangan nafsu makan
  • Pembesaran liver, peningkatan bilirubin dan konsentrasi enzim hepatik
  • Gejala awal gagal hati : Jaundice (kekuningan pada sklera, kulit).

Tes Laboratorium :

  • Peningkatan aspartate aminotransferase (AST), alanine aminotransferase (ALT), serum bilirubin, dan INR
  • Peningkatan kreatinin serum dan nitrogen urea darah (BUN)

Keracunan Calsium Channel Blocker (CCB)

  • Toksisitas jantung (bradikardia, depresi kontraktilitas, dan disritmia)
  • Mual dan muntah
  • Pusing, lesu, koma, dan kejang
  • Hipotensi dan bradikardi Tekanan darah

Tes Laboratorium :

  • Hiperglikemia yang signifikan (lebih dari 250 mg / dL [13,9 mmol / L]) dapat mengindikasikan toksisitas
  • a.Gas darah yang berubah (asidosis metabolik), elektrolit serum, asam laktat, BUN, dan kreatinin serum

Keracunan Organofosfat (Pestisida)

  • Ansietas, gelisah, pusing, sakit kepala, miosis, mual, hipersalivasi, muntah
  • Nyeri abdomen, diare, bradikardia, dan berkeringat,
  • Lemah otot dan fasikulasi dapat timbul dan berkembang ke flaccid paralysis (lemas) termasuk otot mata dan otot pernapasan.

Keracunan Opioid (Narkotik)

  • Depresi pernapasan
  • Pupil mata mengecil
  • Mual, muntah, perubahan detak jantung

Opioid biasa digunakan sebagai analgesik saat pembedahan. Antidotum yang digunakan : Naloxon, Methadone, Naltrexon

Keadaan Darurat

Gagal napas

Gangguan napas dapat berakibat anoksia dan gangguan keseimbangan asam basa, karena sekresi saliva dan bronkus menyumbat jalan napas. Dalam hal ini membersihkan mulut dan jalan napas merupakan tindakan pertama yang harus dilakukan, untuk mengurangi kemungkinan aspirasi, pasien harus dibaringkan dalam posisi miring ke kanan/kiri

Syok

Terjadi karena depresi otot jantung dan berkurang nya curah jantung. Curah jantung menurun karena alir balik vena tergangggu, permeabilitas kapiler meninggi dan katup vena diekstremitas tidak bekerja secara baik.

Pencegahan absorpsi obat

  • Bila keracunan melalui kulit : tidak boleh menggunakan zat pelarut organic, harus menggunakan sabun dan air.
  • Bila keracunan inhalasi : dipindahkan ke ruangan yang segar, tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik.
  • Bila tertelan : Muntah, membilas asam lambung, memberikan pencahar.

Konsep Dasar Toksikologi Industri

Pengertian

Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari pengaruh merugikan suatu zat/bahan kimia pada organisme hidup atau ilmu tentang racun

Toksikologi industri membahas tentang berbagai bahan beracun yang digunakan, diolah atau dihasilkan oleh industri.

Sejarah menobatkan seorang fisikawan dari Swiss bernama Paracelsus (1493-1541) menjadi “the father of modern toxicology“. Quote terkenalnya adalah : “All substances are poisons: there is none which is not a poison. The right dose differentiates a poison from a remedy.”

Suatu bahan kimia yang tidak beracun bisa menjadi beracun pada dosis tinggi. (Terlalu banyak sesuatu yang baik menjadi jelek).

Bahan kimia berdaya racun tinggi bisa aman untuk kehidupan ketika diberikan dalam dosis yang sesuai. (Racun tidak berbahaya pada dosis rendah).

Toksikan bisa terjadi secara alamiah atau buatan manusia.

Zat racun juga bisa diproduksi oleh tumbuhan, hewan atau bakteri, contohnya adalah Phytotoxins, Zootoxins, Bacteriotoxins.

Toksikan lingkungan (polutan air dan udara) adalah substansi yang membahayakan bagi lingkungan dan juga bagi manusia.

Persepsi publik bahwa buatan manusia lebih berbahaya dibanding yang natural, pada kenyataannya keduanya sama berbahayanya. Contohnya adalah 5,000,000 orang setiap tahun meninggal diseluruh dunia akibat bacterial toxicants (Salmonella, E. coli)

Zat kimia dalam jumlah tertentu (dosis dan konsentrasi) dapat merusak organisme hidup

Sangat beracun bila zat tersebut diserap cepat oleh tubuh tetapi metabolisme atau ekskresinya lambat

Klasifikasi Bahan Beracun :

  • Berdasarkan penggunaan bahan: solvent, aditif makanan dll
  • Berdasarkan target organ: hati, ginjal, paru, system haemopoetik
  • Berdasarkan fisiknya : gas, debu, cair, fume, uap dsb
  • Berdasarkan kandungan kimia: aromatic amine, hidrokarbon dll
  • Berdasarkan toksisitasnya: Ringan, sedang dan berat
  • Berdasarkan fisiologinya: iritan, asfiksan, karsinogenik dll

Penilaian tingkat toksisitas bisa dilakukan dengan beberapa cara, cara yang paling umum adalah dengan percobaan dengan binatang yang ditentukan secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk mengetahui toksisitas bahan dikenal dengan Lethal Dose (LD50), suatu zat beracun dengan dengan LD50 (lethal dose 50) yang lebih kecil, menunjukkan bahwa zat tersebut relatif lebih beracun.

Berikut adalah kriteria tingkat toksisitas :

  • Racun super: 5 mg/kgBB atau kurang, contoh: Nikotin
  • Amat sangat beracun: (5-50 mg/kgBB), contoh: Timbal arsenat
  • Amat beracun: (50-500 mg/kgBB), contoh: Hidrokinon
  • Beracun sedang: (0.5-5 g/kgBB), contoh: Isopropanol
  • Sedikit beracun: (5-15 g/kgBB), contoh: Asam ascorbate (vit C bisa mengendap jadi batu ginjal, dimana tubuh hanya membutuhkan 50g, bahan ini juga dipakai di industri makanan juga agar tdk cepat busuk)
  • Tidak beracun: (>15 g/kgBB), contoh: Propilen glikol

Toksisitas berdasarkan Nilai Batas Ambang (NAB)

Toksisitasppmmg/kg
Rendah> 500> 0,5
Sedang101 – 5000,1 – 0,5
Tinggi< 100< 0,1
Kita amati lingkungan, kemudian yang sampai ke pekerja
Contoh : di Pertamina, pekerja dipasang tabung di baju, kemudian sore dicek tabungnya

Klasifikasi Menurut Reaksi Jaringan

Jenis ToksisitasKeterangan
RendahPerubahan biologik reversibel, membaik dengan atau tanpa pengobatan
SedangPerubahan biologik rever/irreversibel, tidak menimbulkan cacat/kematian
TinggiPada paparan rendah menyebabkan kematian/cacat

Pengendalian Bahaya

Inherently Safer Alternative (ISA).
ISA adalah strategi pengendalian bahaya dengan cara mengganti bahan baku atau proses berbahaya dengan bahan baku atau  proses yang tingkat bahayanya lebih rendah.
Saat yang paling tepat melakukan ISA adalah pada saat awal pengembangan produk atau proses (development stage).

Strategi yang dapat dilakukan dalam ISA :

  • Minimize
    menggunakan bahan kimia berbahaya dalam jumlah kecil, baik selama penyimpanan, proses maupun pengiriman. Dengan mengurangi jumlah bahan kimia maka risiko dari bahan tersebut juga menjadi lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah yang berlebihan.
  • Subtitute
    mengganti bahan kimia yang berbahaya dengan bahan kimia yang kurang berbahaya. Misalnya pelarut organik yang bersifat mudah terbakar diganti dengan air
  • Moderate
    jika dua hal diatas tidak bisa dilakukan maka kita dapat melakukan : pengenceran, penyimpanan dengan suhu yang lebih rendah, proses yang lebih sederhana
  • Dilution
    melarutkan untuk mengurangi tingkat bahaya reaktifitas, baik pada saat proses produksi maupun penyimpan

Penanganan Tumpahan dan Kebocoran

Dalam industri yang berhubungan dengan bahan kimia terutama bahan kimia cair, maka resiko yang bisa terjadi adalah terjadinya tumpahan atau kebocoran.

Penyebab umum terjadinya kecelakaan karena tumpahan/kebocoran adalah :

  • Prosedur kerja yang sudah tidak sesuai
  • Peralatan tidak memadai
  • Petugas pelaksana kerja kurang tanggap/peduli.

Bahaya yang mungkin terjadi :

  • Bahaya kebakaran
  • Bahaya reaktivitas (dengan air, benturan)
  • Bahaya ledakan
  • Reaksi kimia (bahan bahan inkompatibel)

Hal yang harus diperhatikan sebagai acuan dalam penanggulangan tumpahan dan Kebocoran :

  1. Wujud Bahan Kimia
    • Bahan kimia padatan (tumpahan dan bocoran tidak meluas)
    • Bahan kimia cair (tumpahan dan bocoran dapat meluas/mengalir)
    • Bahan kimia gas (Bocoran meluas)
  2. Sifat bahaya
    • Bahaya tumpahan/bocoran ringan (Pada umumnya bahan kimia yang mempunyai sifat bahaya terhadap kesehatan)
    • Bahaya tumpahan sedang (iritatif,korosif)
    • Bahaya tumpahan berat (gas bersifat toksik, mudah terbakar, meledak cairan mudah menyala, piroporik, memanas sendiri, reaktif padatan piroporik)
  3. Sebab terjadinya tumpahan
    • Terlalu penuh
    • Kurang berhati-hati
    • Tidak tertutup dengan benar
    • Mutu kemasan kurang baik
    • Kecelakaan murni
  4. Sebab terjadinya bocoran
    • Mutu kemasan kurang baik
    • Kemasan tidak sesuai

LEMBAR DATA KESELAMATAN/ SAFETY DATA SHEETS No. 6 Tindakan Penanganan Tumpahan harus memperhatikan :

  1. Tindakan kehati-hatian terhadap diri sendiri, peralatan perlindungan diri dan adanya prosedur keadaan darurat
    • Jangan kontak langsung dengan tumpahan /bocoran
    • Tempat terkena tumpahan atau bocoran segera diisolasi
    • Perhatikan precautionary statement/pernyataan kehati-hatian,misal : Jangan dipakai kembali pakaian yang tercemar sebelum dicuci
  2. Tindakan kehati-hatian mencegah pencemaran terhadap lingkungan
    • Usahakan cairan/ padatan jangan sampai masuk kedalam aliran perairan/pembuangan
    • Jangan dibuang ke tempat yang berhubungan dengan saluran perairan keluar
    • Wadah yang bocor jangan dibuang sembarangan
  3. Metode dan bahan untuk penampungan dan pembersihan tumpahan/netralisasi
    • Metode harus sesuai
    • Bahan penampung harus netral/Tidak bereaksi
    • Melarang orang lalu lalang/tempat yang diisolasi

Perhatian terhadap kemungkinan kebakaran
Untuk mengantisipasi kebocoran dan tumpahan dari bahan yang mudah terbakar,perlu diperhatikan penanganan bahan kimia yang bersifat :

  • Bahan mudah menyala
  • Bahan kimia self heating
  • Bahan kimia self-reaktif
  • Bahan kimia yang dengan air mengeluarkan gas mudah menyala
  • Bahan kimia piroporik

Pencegahan kebakaran dan ledakan
Pengelolaan yang benar pada pencegahan kebakaran :

  • Penyimpanan
  • Produksi
  • Pengolahan
  • Meniadakan sumber terjadinya kebakaran
  • Pencegahan pencampuran bahan yang dapat meledak
  • Menghilangkan sumber nyala

Penanggulangan kebakaran
Usaha untuk memadamkan kebakaran:

  • Mulai dari kebakaran sebelum membesar
  • Merusak keseimbangan antara bahan, oksigen dan panas.
  • Gunakan media pemadam yang cocok: air, busa atau serbuk kering

Cara pemadaman kebakaran

  • Starvation, pengambilan/pembatasan barang yang terbakar
  • Smoothering, merusak keseimbangan oksigen dengan mengurangi / menambah busa,awan tepung kering (sodium bikarbonat ),TEC (Ternary Eutectic Chloride), gas (CO2,Chloro Brometana (CBM)
  • Menghembuskan udara normal yang kuat/besar
  • Cooling dengan semprotan air
  • Memutuskan rantai reaksi Sodium Bikarbonat, Ammonium fosfat

PT. Gochem Globalindo konsisten menjual aneka bahan kimia untuk industri Anda seperti Diamonium Fosfat, Bleaching Earth, Mono Ethylene Glycol (MEG), dll

Fungsi dan Tujuan Penyimpanan Bahan Kimia

Bahan kimia merupakan bahan yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari, namun jika tidak ditangani dengan tepat, maka bahan kimia dapat menimbulkan resiko bagi kita semua.

Upaya meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi akibat penggunaan bahan kimia :

  • Langkah preventif dengan melaksanakan pemberian label, simbol bahaya yang sesuai, pengemasan yang cocok dan cara penyimpanan benar.
  • Langkah promotif dengan meningkatkan kepedulian berbagai pihak (awareness raising), inspeksi, monitoring

FUNGSI dan TUJUAN PENYIMPANAN BAHAN KIMIA :

  • Untuk meminimalisasi paparan bahan kimia terhadap pekerja di ruang penyimpanan
  • Untuk melindungi lingkungan sekitarnya dari emisi bahan kimia yang disimpan di dalam gudang
  • Untuk melindungi/menjaga bahan kimia dari kerusakan

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SEHUBUNGAN DENGAN PENYIMPANAN BAHAN KIMIA :

  • Perizinan
    Gudang/ruang penyimpanan bahan kimia berbahaya harus mempunyai izin gudang yang di keluarkan oleh Instansi yang berwenang
  • Lokasi
    jauh dari tempat pemukiman, bebas banjir, tidak berada di jalan buntu, letak ruang penyimpanan /gudang dalam bangunan terpisah
  • Bangunan & peralatan
    Untuk bangunan hendaknya memperhatikan kekuatan konstruksi, ventilasi, dan penempatan pintu yang mudah diakses.
    Selain bangunan, hendaknya mempersiapkan berbagai peralatan keamanan dan pendukung seperti Alat pemadam kebakaran, Alat pelindung diri (masker,kaca mata pengaman, sarung tangan, pakaian pengaman), Wastafel, Bak pencuci mata/shower, Alarm, AC/dehumidifier, Termometer, Barometer.
  • Pewadahan/pengemasan
    Wadah harus inert yaitu tidak bereaksi dengan isinya atau bahan kimia berbahaya yang dikemas, wadah juga harus kuat, tidak mudah pecah, bocor atau rusak akibat goncangan atau benturan harus dapat melindungi isinya.
  • Penandaan/ label
    Pelabelan pada setiap bahan kimia wajib dilakukan yaitu memuat 7 poin yaitu :
    • Identitas produk, meliputi nama dagang dan nama generik
    • Identitas pemasok, meliputi nama, alamat dan no.telp. pabrik/importer/distributor
    • Identitas bahan kimia, yaitu nama kimia bahan aktif
    • Piktogram bahaya, berupa simbol bahaya
    • Kata sinyal (signal words)
    • Pernyataan bahaya (hazard statement)
    • Informasi pencegahan (precautionary information)

      Pelabelan hendaknya :
    • Harus mudah dibaca
    • Harus jelas dan mudah dimengerti
    • Tidak mudah rusak atau luntur jika kena panas atau air
    • Ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
    • Untuk penandaan khusus harus ditulis dengan tulisan yang jelas, kontras
  • Tata letak barang
    Secara umum, tata letak bahan kimia dalam ruang penyimpanan yang benar adalah sbb :
    • BK harus ditempatkan sesuai kelas bahaya utama, tidak disimpan alfabetis
    • BK yang mempunyai sifat tidak tercampurkan (incompatible) tidak boleh diletakkan berdekatan
    • BK yang masuk lebih dulu diletakkan di depan BK yang masuk kemudian
    • BK tidak boleh diletakkan langsung di atas lantai ; tetapi harus di atas pallet/alas
    • BK ditempatkan pada rak sedemikian rupa sehingga tidak mudah terdorong/jatuh
    • Tempatkan BK yang bersifat korosif di atas baki/alas yang sesuai untuk menjaga bila ada kebocoran/tumpahan
    • BK yang berbentuk serbuk harus disimpan di atas BK berbentuk cairan
    • Simpan wadah yang besar di rak bagian bawah
    • Jarak antara rak yang satu dengan yang lain tidak boleh mengganggu keluar masuknya barang
    • Hindarkan dari panas dan sinar matahari langsung
    • Simpan racun dan BK yang bersifat karsinogen di tempat yang berkunci
  • Pencatatan
    Pencatatan minimal tentang alur keluar masuk barang, meliputi :
    • Nama bahan
    • Stok awal
    • Tanggal BK diterima
    • Jumlah yang diterima
    • Tanggal keluar
    • Jumlah keluar
    • Sisa stok
    • Paraf petugas

PT. Gochem Globalindo merupakan partner penyediaan bahan kimia terbaik untuk industri Anda seperti Formalin, Elastomer Bitumen CN1229, Pigment Pewarna, dll

Dokumentasi Kajian Resiko

Sebelumnya kita telah membahas mengenai Metode Identifikasi Potensi bahaya, Analisa Resiko, dan Pengendalian Resiko, maka kita akan bahas langkah terakhir yaitu Dokumentasi Kajian Resiko.

Dokumentasi artinya pencatatan segala hal yang diperlukan sehingga dokumentasi ini bisa menjadi pedoman para pekerja dalam menjalankan tugasnya.

Dokumentasi bisa berupa data terkomputerisasi, catatan, foto, dan sebagainya.

Hal-hal yang perlu didokumentasikan adalah meliputi :

  1. Situasi, kondisi resiko dan semua faktor terkait
    • Identitas Bahan Kimia
    • Penggunaan
    • Potensi Bahaya
    • Resiko
    • Dampak
  2. Rencana perbaikan / tindak lanjut
    • Tindakan pengendalian
    • Waktu & Catatan
    • Kemungkinan terjadi
    • Frekuensi kejadian
    • Dampak (luka ringan sampai dengan kematian)
Contoh Dokumentasi Situasi, Kondisi Resiko dan semua faktor
Contoh Dokumentasi Rencana Perbaikan/Tingkah Lanjut

PT. Gochem Globalindo senantiasa menjalankan semua prosedur penanganan bahan kimia dengan baik untuk layanan yang prima, dan PT. Gochem Globalindo menyediakan bahan kimia yaitu pigmen/pewarna yang terpercaya dan sesuai dengan kebutuhan industri Anda.