Antidot menurut KBBI adalah obat penawar racun.
Antidot / Antidotum merupakan obat yang memiliki kemampuan untuk menetralisir suatu zat yang kemampuan toksisitasnya telah aktif.
Terapi antidot merupakan suatu cara untuk membatasi intensitas efek toksik zat kimia atau untuk menyembuhkannya sebagai bentuk pencegahan timbulnya bahaya selanjutnya.
Sasaran terapi antidot :
- Menghambat absorpsi
- Mempercepat eliminasi
- Meningkatkan nilai ambang KTM (kadar vs waktu)
Keracunan dan Terapi Spesifiknya
Nama Zat | Perkiraan Dosis Lethal | Terapi |
Alkohol (etil) | Simtomatik. Beri kopi tubruk, emetik dengan mustrad satu sendok makan dalam air atau garam dapur | |
Anilin (Asetanilid, fenasetin, Asetaminofen) | 6-20 g | – Vitamin C 1 g IV Biru metilen 1% 1 mg/kgBB IV, perlahan-lahan. Simtomatik dengan perhatian terhadap sirkulasi dan pernapasan – Hentikan obat dan selanjutnya simtomatik |
Antihistamin | Simtomatik, perhatikan pernapasan. Bila kejang diberi antikonvulsan, gunakan 3-4 mL tipental 2-5%, secara IV. Luminal tidak boleh diberikan | |
Arsen trioksida | 200-300 mg 100 mg | – Morfin untuk menghilangkan nyeri. Bilas lambung, beri susu, berikan BAL 2,5 mg/kgBB IM, tiap 4 jam sampai 10 mg/kgBB – Berikan BAL 2,5 mg/kgBB IM, diulangi sampai 4 kali. Bila gejala timbul kembali pengobatan diulangi lagi |
Asam dan basa kuat (HCl, H2SO4, KOH, NaOH) | Simtomatik berisusu. Bila tertelan dalam larutan pekat, jangan melakukan bilas lambung. | |
Asam Borat | 15 g | Simtomatik : Diuresis paksa |
Aspirin | 20-30 g | Simtomatik (awasi pernapasan). Beri susu. Bilas lambung dengan Na-bikarbonat 5%, vitamin K bila da perdarahan. Antikonvulsi tidak boleh diberikan |
Atropin (alkaloid beladona dan anti kolinergik lain) | 500-1000 mg (jumlah lebih kecil mungkin sudah berbahaya) | Simtomatik beri susu. Bilas lambung dengan air. Kateter urin. Perhatikan pernapasan dan sistem kardiovaskuler. |
Barbiturat: fenobarbital | 5 g | Bilas lambung walaupun sudah lebih dari 4 jam. Tinggalkan 30 g larutan MgSO4 dalam usus. Beri kopi tubruk. |
Pentobarbital dan sekobarbital | 3 g | Diuresis paksa hanya pada keracunan fenobarbital. Hemodialisa paling baik. Bila perlu berikan 2 mL niketamid untuk memperbaiki pernapasan |
Bensin | Simtomatik: epinefrin dan norepinefrin tidak boleh diberikan karena bisa menimbulkan fibrilasi ventrikel | |
Bromida (Karbromat, Bromisovalum) | Bila mungkin beri oral : NaCl atau NH4Cl 6 g/hari. HCT 2 x 25 mg atau furosemide 40 mg | |
Dipiron | Simtomatik : gejala – gejala kulit dan angioneurotik edema dapat diberikan antihistamin dan 0,3 mL epinefrin 1 permil subkutan | |
Fenol | 1 g | Simtomatik : beri susu, bilas lambung dengan hati – hati, bila ada gunakan oleum olivarum. |
Insektisida golongan organofosfat misalnya DDVP, diazinon, malation dan paration | Setiap dosis berbahaya | Bersihkan jalan napas. Berikan segera 2 mg atropin sulfat IV diulang tiap 10 – 15 menit sampai terlihat muka merah, hipersalivasi berhenti dan bradikardi berubah menjadi takikardia dan kulit berkeringat lagi. Observasi pasien terus menerus dan bila gejala kembali, ulangi pemberian atropin. |
Golongan Karbamat (karbanil, Baygon) | Beri cepat atropin sulfat 2 mg IV, diulangi tiap 10-15 menit sampai atropinisasi penuh | |
Golongan organoklorin misalnya aldrin, BHC, DDT, dieldrin, endrin, klordan, tiodan, dan toksafe | DDT 15-30 g Endrin 1,5 g | Simtomatik : Bilas lambung dan tinggalkan larutan Mg〖”SO” 〗_4 30 g. Fenobarbital 100-200 mg IM atau 5-10 mg diazepam IV. |
Jamur | Atropin sulfat 2 mg SK dan simtomatik | |
Jengkol | Natrium bikarbonat 4 x 2g per oral sehari. Bila ada anuria pengobatan tersebut di atas tidak berguna. Obatilah sebagai pasien uremia. | |
Kalium permanganat | Beri putih telur, susu dan laksan, bilas lambung. Persiapan untuk trakeotomi | |
Kamfer | 2 g oral | Simtomatik, luminal 100-200 mg IM |
Karbon monoksida | Pernapasan buatan dengan “O” _2 murni di bawah tekanan | |
Karbon tetraklorida | 2-10 mL | Simtomatik. Pernapasan buatan dengan “O” _2 infus glukosa epinefrin dan norepinefrin tidak boleh diberikan |
Kodein (opiat lain) | Bila ada depresi napas, berikan nalokson HCl 5-10 mg. Bila tidak ada depresi napas simtomatik saja | |
Marijuana (ganja) | Tinggi sekali | Simtomatik. Tidak berbahaya, kesadaran pulih setelah ½ – 1 hari tanpa amnesia. |
Metil alkohol (dalam bahan bakar 5-10%) | 30 mL | Diuresis paksa. Simtomatik dengan memperbaiki asidosis, pernapasan diawasi. Berikan etilalkohol untuk menghambat oksidasi metanol. Berikan asam nikotin IV untuk dilatasi arteri retina, sesudah koma diatasi. |
Minyak tanah | 120-150 mL. Dua sendok teh bila ter aspirasi | Bilas lambung tidak boleh simtomatik saja. Berikan “O” _2 under pressure, bila ada edema paru. Antibiotika profilaktik. |
Morfin | 120-150 mg. 60 mg berbahaya | Seperti kodein |
Natrium Fluorida (racun kecoa) | 2-5 g | Berikan infus glukosa 5% dan Ca〖”Cl” 〗_2 10% IV (bisa diulangi). Simtomatik, berikan Al hidroksida gel secara oral |
Natrium hipoklorit (pemutih pakaian, bukan detergen) | 30 mL larutan, 15% | Simtomatik, beri susu, putih telur atau MgO. Jangan diberi Na-bikarbonat. Bilas lambung harus hati-hati. |
Natrium nitrit | 1 g | Bilas lambung. Berikan 500 mg vitamin C IV. Biru metilen 1%, 1 mg/kgBB IV |
Nikotin | 60 mg = 3 batang sigaret yang dilarutkan dalam air | Tidak ada antidotum. Bilas lambung dan laksan dengan MgSO4 30 g. Pernapasan buatan |
Nitrogen dioksida (NO2) | Bersihkan jalan napas. Berikan O2 dan prednisolon dosis besar | |
Reaksi obat | Beri 0,3 mL adrenalin 1% subkutan, harus diulangi tiap 7-10 menit sampai ada perbaikan. Antihistamin. Deksametason | |
Sianida (singkong) | Beri segera 50 mL Na tiosulfat 25% IV | |
Timbal | – Berikan 1g CaNa2 EDTA dalam infus 500 mL glukosa 5% dua kali sehari selama 3 hari – Ca glukonat 2 g IV. Laksan dengan MgSO4. Luminal 100-200 mg IM bila ada kejang, atau diazepam IV. | |
Tingtur yodium Tingtur yodium pekat | 30-60 mL | Berikan air tajin dan susu dengan segera. Bilas lambung dengan larutan Na- tiosulfat 10% |
Warfarin atau derivat dikumarol (racun tikus) | Dosis berbahaya 1-2 mg/kgBB untuk 6 hari | Vitamin K 50 mg IM atau 3 kali 50 mg oral sehari. Fitomanadion, jauh lebih poten dan bermanfaat. |
Terapi Non Spesifik
Terapi non spesifik adalah suatu terapi keracunan yang bemanfaat hampir pada semua kasus, melalui cara-cara seperti :
- Memberikan zat absorben
- Bilas lambung
- Memacu muntah
- Mempercepat eliminasi dengan pengasaman dan pembasaan urin
- Hemodialisis
A. Menghambat Absorpsi Zat Racun
Menghambat absorpsi zat racun dapat dilaksanakan dengan beberapa cara antara lain : —
- Membersihkan atau mencuci kulit yang terkontaminasi zat toksik
- Mengeluarkan racun dalam lambung
- Memuntahkan atau memberi pencahar atau bilas lambung
- Mencuci kulit dilakukan dengan air mengalir dan jika zat mengenai pakaian, pakaiannya ditanggalkan
- Zat toksik yang sudah masuk ke dalam lambung dapat dilakukan dengan pemberian norit (arang aktif)
Pemberian Arang Aktif
Arang aktif dapat mengabsorbsi zat racun atau toksin dalam dalam saluran pencernaan. Lebih dini norit diberikan lebih efektif hasilnya. Norit masih efektif hingga 2 jam dari racun tertelan . Karbon aktif relative aman dan dosisnya sangat tergantung dari jumlah zat toksik yang tertelan. Dosis minimumnya adalah 30 gram. Dosis pada dewasa 50 gram dapat diulang setiap 4-6 jam. Pemberian dosis berulang bermanfaat mempercepat eliminasi zat toksik yang sudah terabsorbsi.
Karbon aktif dapat menyerap zat-zat seperti :
- Acathaminophen
- Karbamezepin
- Dapson
- Teofillin
- Quinin
- Obat anti depresan
Karbon aktif dapat dikombinasikan dengan bilas lambung, kecuali sirup ipekak atau susu karna akan mengurangi efektifitasnya
Mengeluarkan Racun Dari Lambung
Mengeluarkan racun dari lambung harus mempertimbangkan:
- Zat yang tertelan
- Tingkat keracunan
- Sudah berapa lama zat tertelan.
a. Pengosongan Dengan Bilas Lambung
- Hanya berlaku selama 1-2 jam setelah racun tertelan
- Bahaya dari bilas lambung : teraspirasinya isi lambung
- Karena itu tidak boleh digunakan pada pasien yang mengantuk atau koma kecuali jika reflek batuk sangat baik atau saluran napas dapat dilindungi dengan pipa endotrakea.
- Bilas lambung umumnya tidak praktis dan jarang dilakukan kecuali di rumah sakit
b. Memuntahkan Isi Perut Dengan Pemberian Ipecacuanha
- Baik digunakan pada dewasa dan anak-anak tetapi terbatas penggunaanya
- Tidak terbukti bahwa ipecacuanha dapat mengurangi penyerapan secara bermakna ( walaupun digunakan 1-2 jam)
- Efek sampingnya dapat menyulitkan diagnose terutama pada keracunan zat besi
- Pemberian ipecacuanha hanya boleh diberikan pada pasien yang sadar sepenuhnya
- Dan pemberian ipecacuanha ini diberikan bila zat racun yang tertelan tidak korosif, dan tidak diserap dengan arang aktif
Pemberian Kataritik/ Pencahar
- Digunakan untuk mempercepat pengeluaran zat racun dari saluran gastrointestinal (GI) terutama untuk racun yang sudah sampai pada usus halus
- Pemberian Sorbitol direkomendasikanpada penderita yang tidak ada gangguan jantung
- Magnesium sulfat diberikan pada penderita yang tidak ada gangguan ginjal
- Pemberian magnesium sulfat seringkali diberikan sesudah pemberian arang aktif, dosis yang diberikan 5-15 g dengan segelas air.
- Efek akan mulai dirasakan dari 0,5 smpai 2 jam setelah pemberian .
- Jika pemberian obat ini diperpanjang, harus ada pemantauan terjadinya dehidrasi dan ketidakseimbangan eloktrolit
Magnesium sulfat dikontraindikasikan pada:
- Pasien obstruksi usus
- Pasien Mual dan muntah
- Pasien Gangguan ginjal
B. Mempercepat Eliminasi
Kecepatan eliminasi dapat mempengaruhi jumlah obat yang berada di sel sasaran dalam melampaui nilai KTM nya. Percepatan eliminasi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan eksresi melalui pengasaman atau pembasaan urin dan diuresis paksa.
1. Pengasaman Urin ( Menurunkan pH Urin)
Dengan memberikan zat seperti ammonium klorida atau vitamin c akan mengurangi reabsorbsi zat atau obat yang bersifat basa lemah seperti Amfetamin
2. Pembasaan Urin
Melalui pemberian natrium bikarbonat akan mengurangi reabsorpsi pada obat yang bersifat asam lemah seperti aspirin dan fenobarbital. Pengurangan reabsorpsi tubulus terjadi karena pengasaman atau pembasaan urin meningkatkan derajat ionisasi di tubulus sehingga akan mengurangi reabsorbsi.
3. Hemodialisis
Salah satu cara untuk mempercepat eliminasi suatu zat dan mengembalikan keseimbangan elektrolit. Cara ini efektif apabila zat sudah terabsopsi dan berada pada cairan sistemik dan tidak mempunyai volume distribusi terlalu besar . Eliminasi Yang dapat ditingkatkan dengan hemodialisis adalah :
- Salisilat
- Methanol
- Etilen Glikol
- Praquat
- Lithium